Kamis, 21 Mei 2009

Mengakhiri Hari di Uluwatu





Ibarat beravontur dengan indera pengecap, demikian halnya saat bertualang di tempat asing. Setiap rangkaiannya bisa terbagi menjadi pembuka, utama, dan penutup yang berpadu sinergis untuk menjadi mozaik cerita yang tak lekang oleh waktu.

Di Bali, mencari "hidangan" penutup perjalanan mungkin bukan hal sulit. Pulau yang dikelilingi pantai - pantai indah itu menawarkan spot - spot cantik untuk menikmati panorama matahari tenggelam. Salah satu yang spektakuler adalah menikmati sunset dari ketinggian 50 m diatas laut, di Uluwatu. Terletak sekitar 45 menit dari Nusa Dua, di selatan Bali, disinilah tempat yang tepat merasakan hangatnya sinar dan temaram warna senja matahari yang terlihat seolah lebih dekat.Uluwatu memang bukan sekadar tempat bersembahyang bagi umat Hindu. Pura Luhur Uluwatu bisa menjadi singgahan tepat untuk telusur sejarah dan mereguk udara bebas dengan pemandangan laut lepas di kaki tebing. Diperkirakan lokasi ini telah ada sejak abad 11. Tempat tersebut dipilih oleh Pendeta Danghyang Nirarta untuk mencapai moksa, yaitu menyatu dengan Sang Hyang Pencipta alam semesta.

Meski telah beberapa abad berlalu, tak sulit dipilih untuk mengetahui alasan mengapa Uluwatuu dipilih untuk mendirikan pura. Atmosfere ketenangan dan damai terasa disetiap sudutnya sehingga cocok untuk berkontemplasi. Cobalah duduk disalah satu batu yang menghadap langsung ke pantai lepas. Kemudian tajamkan indera peraba, pendengaran, dan penglihatan yang akan segera terbuai oleh harmoni desau angin, celoteh kera dan riak ombak.

Deburan ombak yang menghantam kaki tebing pun menjadi irama yang mengiringi tenggelamnya sang surya diufuk barat. Semburat warna senja yang kemerahan semakin menguatkan sosok batu karang yang begitu kokoh dan menjorok ke luar, seolah tak ingin menyia - nyiakan lukisan alam itu. Setiap hari menjelang terbenampun diselenggarakan Tari Kecak yang menambah magis nan indah tarian tradisional Bali itu.

Sembari menyusuri tiap sudut lingkungan pura yang begitu sejuk oleh pepohonan, polah kera - kera yang lucu akan menemani jejak yang telah dibuat. Namun, sebaiknya tidak membawa barang berharga yang mudah direbut dari tangan anda, karena mereka punya rasa ingin tahu yang besar yang akan mendorong tangan mereka untuk meraihnya. [Kompas Klasika, Selasa 5 Mei 2009]

0 komentar:

infomarketer [Bukan]Blog kosong kosong